- Diterbitkan
Docker di VPS - Antara Manfaat dan Males Ngatur
- Authors
- Nama
- Idhamsyah
- @Syahdham
2 min read
Jujur aja, saya suka banget sama ide Docker.
Satu perintah jalanin project Laravel. Satu perintah stop. Mau pindah server, tinggal copy
docker-compose.yml
, beres. Nggak perlu ribet install PHP, nginx, PostgreSQL, supervisor, cron, dan semua drama dependency. Semua rapi, terkotak, dan (katanya) portable.Tapi begitu masuk ke urusan setup di VPS… saya mulai ragu: ini solusi atau sumber stres baru?
Sisi Manfaatnya Jelas
Saya lagi bangun sistem dengan Laravel dan Next.js di beberapa subdomain. Tanpa Docker, saya harus:
- Atur versi PHP dan Node satu-satu.
- Konfigurasi nginx manual.
- Pastikan database dan queue jalan.
- Ngecek cron tab.
- Bikin backup konfigurasi, karena pasti lupa.
Dengan Docker, semua itu saya tulis sekali. Kalau butuh deploy baru, tinggal docker-compose up -d
.
Pakai reverse proxy kayak Traefik juga bikin semua domain bisa SSL otomatis. Saya cukup nambah label di docker-compose.yml
, dan boom — HTTPS aktif.
Tapi... Males Ngaturnya Itu Lo
Masalahnya, yang bikin males itu bukan Docker-nya. Tapi ekosistem di sekitarnya.
- Network
proxy
harus dibagi ke semua project, dan kadang lupa di-attach. - Permission volume bikin pusing.
- Mau update satu service, malah semua container reload.
- Debugging di dalam container sering lebih ribet dari luar.
- Satu typo di
docker-compose.yml
bisa bikin downtime semua stack.
Kadang saya mikir, “Mending install biasa aja kali, ya?”
Solusi Setengah Jalan
Akhirnya saya nemu pola tengah: tetap pakai Docker, tapi minim kompleksitas.
- Satu folder per proyek, semua punya
docker-compose.yml
sendiri. - Pakai network
proxy
yang dibagi, tapi hanya untuk yang butuh domain. - Backup volume dan file penting otomatis seminggu sekali.
- Dokumentasi internal, meskipun cuma README lokal.
Nggak 100% nyaman, tapi cukup fleksibel dan scalable buat kebutuhan saya sekarang.
Docker di VPS itu kayak punya kos-kosan sendiri. Enak karena bisa diatur sesuka hati, tapi capek juga kalau harus jadi satpam, tukang listrik, dan petugas kebersihan sekaligus.
Tapi ya, selama saya masih sering overthinking kalau harus install PHP versi beda di server... saya rasa, saya akan tetap bertahan di Docker. Minimal sampai capek sendiri.